Senin (13/6/2022) lalu, rombongan BKPSDM, Dinas Pendidikan, dan perwakilan Darmawanita serta Kepala Sekolah jenjang TK dan SMP Kota Palopo (Sulawesi Selatan) melakukan studi tiru implementasi Sekolah Penggerak di SMP IT Masjid Syuhada. Total rombongan studi tiru ini berjumlah 19 orang.
Penyambutan rombongan studi tiru implementasi Sekolah Penggerak dilangsungkan di Aula Utama Masjid Syuhada dan dihadiri Kepala SMP IT Masjid Syuhada—Meilani Noor Khasanah, S. Pd., para guru, dan karyawan SMP IT Masjid Syuhada. Dalam acara tersebut, turut hadir pula Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Masjid Syuhada—Prof. Dr. Harry Sulistyo; Komite SMP IT Masjid Syuhada—Nur Rafiqa Isa, S. E.; dan Pengawas Pembina dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta—Endang Triningsih, M. Pd.
Karena program Sekolah Penggerak masih bersifat baru, tidak mengherankan jika banyak instansi pendidikan yang melakukan studi tiru. Kegiatan ini berperan penting guna memperoleh gambaran awal tentang bagaimana mengimplementasikan program Sekolah Penggerak. Selain itu, studi tiru juga dapat dilakukan untuk membandingkan bagaimana implementasi program Sekolah Penggerak di daerah yang didatangi dengan daerah asal.
Sebagai informasi, pada awal tahun 2022 lalu, SMP IT Masjid Syuhada ditunjuk menjadi salah satu Sekolah Penggerak di Kota Yogyakarta. Sekolah Penggerak sendiri merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) guna meningkatkan kualitas belajar siswa dan mengakselerasi sekolah 1-2 tahap lebih maju dalam kurun waktu 3 tahun ajaran. Program Sekolah Penggerak ini adalah hasil kolaborasi antara Kemdikbudristek dan Pemerintah Daerah.
Program Sekolah Penggerak ditujukan untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) serta berkarakter.
Secara khusus, SMP IT Masjid Syuhada sendiri juga mengagendakan studi tiru Sekolah Penggerak ke SMP Muhammadiyah Mujahidin Gunung Kidul, insya Allah pada tanggal 21 Juni mendatang. Meski kedua sekolah tersebut sudah menjadi Sekolah Penggerak, studi tiru tetap dirasa perlu untuk memperkaya wawasan dan mencari formulasi terbaik dalam mengimplementasikan Sekolah Penggerak—termasuk bagaimana merancang Kurikulum Merdeka yang sesuai dengan visi, misi, SDM, dan kultur sekolah tersebut.[]