Workshop Peningkatan Kualitas Pembelajaran bertajuk Guru Profesional Abad 21

  • Thursday, 6 January 2022
  • 831 views
Workshop Peningkatan Kualitas Pembelajaran bertajuk Guru Profesional Abad 21

Guru profesional abad 21 hendaknya menyadari pentingnya peningkatan kinerja guru secara kualitatif, tidak melulu berorientasi pada kuantitas yang tidak dibarengi kualitas. Guru abad 21 harus mampu menjalankan fungsinya sebagai leader, fasilitator, dan motivator bagi para siswanya. Selain itu, guru harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman karena peserta didik yang dihadapi hidup pada zaman yang dinamis.

Cara dan model pendekatan pembelajaran yang terdahulu belum tentu sesuai dengan gaya belajar dan dinamika lingkungan siswa zaman sekarang. Karena itu, guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada untuk kemudian berinovasi demi meningkatkan kualitas diri dan pembelajarannya.

Uraian tersebut merupakan beberapa poin yang disampaikan Ibu Endang Triningsih—selaku pengawas pembina Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta—dalam acara workshop bertajuk “Guru Profesional Abad 21” yang diselenggarakan SMP IT Msjid Syuhada, Kamis (6/1). Workshop tersebut diikuti segenap ustadz/ustadzah SMP IT Masjid Syuhada.

Pada workshop kali ini, Ibu Endang Triningsih banyak berfokus pada pembahasan seputar penyusunan perangkat pembelajaran yang berkualitas. Beliau memaparkan bahwa setiap guru harus memahami terlebih dahulu hubungan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi, serta bagaimana membuat pemetaan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagai dasar menyusun silabus. Silabus inilah yang nanti akan dijabarkan lebih lanjut dalam RPP.

Dalam menyusun RPP, guru bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu memberikan gambaran rancangan skenario pembelajaran yang akan disusun. Pertanyaan—pertanyaan yang dimaksud antara lain: (materi) apa yang akan dibelajarkan, bagaimana cara membelajarkannya, dengan apa (materi itu) dibelajarkan (media dan materi), serta bagaimana cara memenuhi target pencapaian hasil belajarnya? Idelanya, RPP yang baik memuat komponen ABCD yakni Audience, Behavior, Condition, dan Degree.

Lebih lanjut, Ibu Endang Triningsih menyampaikan seputar komponen-komponen yang harus ada dalam RPP, bagaimana konektivitas antar komponen, bagaimana membuat penugasan proyek yang berkualitas bagi siswa, serta mencontohkan model-model pembelajaran yang bisa dicoba dalam RPP antara lain model discovery learning dan project based learning.

Beliau juga menyampaikan bahwa keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh RPP, karena RPP hanya pedoman, control, dan guidance bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran. Action guru yang baik berawal dari RPP/skenario pembelajaran  yang baik. Karenanya, penyusunan RPP yang berkualitas menjadi salah satu kunci penyelenggaraan pembelajaran yang optimal.

Workshop ini berakhir pukul 15.00. Rencananya, kegiatan workshop masih akan dilanjutkan pada Senin (10/1) mendatang untuk pemaparan materi lebih lanjut.

Workshop Lanjutan tentang Penilaian Hasil Belajar

Workshop lanjutan diadakan pada Senin (10/1). Ibu Endang Triningsih, M. Pd.—selaku pengawas dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta—masih menjadi pemateri utama. Kali ini, materi workshop yang disampaikan berfokus pada penilaian hasil belajar.

Seperti yang diketahui bahwa penilaian hasil belajar siswa mencakup tiga ranah, yakni penilaian ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Setiap ranah memiliki metode penilaian masing-masing yang hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Pada dasarnya penilaian hasil belajar bertujuan untuk memperoleh, menganalisis, menafsirkan, baik proses maupun hasil belajar yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

Informasi tersebut, baik hasil penilaian formatif maupun sumatif, dapat dimanfaatkan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Penilaian hasil belajar tersebut juga penting untuk menentukan tindak lanjut yang akan diambil guru dalam menyikapi hasil belajar siswanya, baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, menyusun program perbaikan dan pengayaan, maupun memberikan umpan balik bagi arangtua/wali siswa dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa.

Ibu Endang Triningsih juga menekankan urgensi pembuatan rubrik penskoran oleh para guru untuk setiap penugasan-penugasan yang diberikannya ke siswa [khususnya proyek]. Dengan rubrik tersebut, guru tidak akan serampangan/asal menilai saja, melainkan guru bisa lebih mendetail dalam menilai serta menetapkan kriteria-kriteria tertentu sebagai indikator dalam menilai.

Selain rubrik, beliau juga menekankan pentingnya membuat analisis hasil ulangan. Analisis hasil ulangan tidak hanya berfungsi untuk mendata siswa-siswa yang sudah memenuhi KKM saja. analisis ulangan harian juga dapat dimanfaatkan untuk menentukan tindak lanjut terhadap hasil pembelajaran yang telah dicapai serta menilaia kualitas butir-butir soal ualngan harian—mana soal yang terlalu mudah dan atau terlalu sulit sehingga perlu dibuang/diperbaiki.

Di akhir workshop, Ibu Endang Triningsih menyampaikan sekilas informasi seputar Pembelajaran Padarigma baru, profil Pelajar Pancasila, konsep Merdeka Belajar, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip pembelajaran paradigma baru serta prinsip-prinsip asesmen dalam konteks pembelajaran paradigma baru. Semua itu nantinya akan diarahkan sebagai sarana peningkatan kualitas guru dan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya.[]