Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak. Proyek tersebut berfokus pada aktivitas pembelajaran, pelatihan, dan praktik langsung yang di dalamnya terdapat penekanan pada dimensi-dimensi profil Pelajar Pancasila.
Sebagai salah satu Sekolah Penggerak yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka, per tanggal 12 September 2022 lalu, SMP IT Masjid Syuhada memulai Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang pertama. Proyek tersebut akan dilaksanakan selama tiga pekan mendatang, hingga tanggal 30 September 2022. Adapun tema utama yang diusung dalam proyek perdana ini adalah Gaya Hidup Berkelanjutan dengan tajuk “Zero Waste”.
Diharapkan, melalui kegiatan proyek ini, para siswa dapat belajar lebih banyak tentang kondisi lingkungan di sekitarnya, membangun kearifan dalam interaksinya dengan lingkungan alam maupun sosial, dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pelajar Pancasila dalam kesehariannya.
Senin, (12/9/2022): Orientasi awal Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Kegiatan pertama dalam proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMP IT Masjid Syuhada adalah pengarahan dan sosialisasi gambaran umum dan tujuan proyek kepada para siswa. Proyek semacam ini tentu menjadi suatu hal yang baru bagi sebagian besar siswa.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sedikit berbeda dengan proyek di kelas pada umumnya. Proyek ini mengalokasikan waktu khusus sepanjang waktu KBM di kelas dan meniadakan mata pelajaran lainnya selama proses pelaksanaannya. Karenanya, para siswa membutuhkan pengarahan khusus agar ke depannya pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan optimal dan para siswa bisa saling berpartisipasi aktif dan bersikap kooperatif.
Selasa, (13/9/2022): Pemaparan Materi tentang Sampah Organik dan Pembuatan Kompos dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Proyek pada hari kedua mendatangkan narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta. Dalam proyek kali ini, para siswa mendapat materi tentang klasifikasi sampah-sampah organik dan bagaimana cara membuat pupuk kompos.
Materi yang disampaikan DLH tersebut cukup esensial bagi para siswa karena terdapat salah satu agenda proyek di mana para siswa akan mencoba sendiri membuat pupuk kompos. Usai mengikuti sosialisasi dari DLH, para siswa berkumpul bersama fasilitator dan kelompoknya untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) dan membuat jurnal refleksi kegiatan pada hari itu. Kegiatan FGD ini menjadi agenda rutin yang dilaksanakan para siswa setiap hari, usai mengikuti rangkaian kegiatan proyek pada hari itu.
Rabu, (14/9/2022): Bakti Lingkungan di Sekitaran Kompleks Sekolah dan Kotabaru
Pada proyek hari ketiga, para siswa melakukan kegiatan bakti lingkungan membersihkan areal sekolah dan sekitara Kotabaru. Para siswa bersama fasilitator (pendamping) masing-masing diberikan tugas mengumpulkan sampah-sampah yang ada di sejumlah titik pengumpulan. Setiap kelompok juga bertanggung jawab memilah-milah sampah berdasarkan jenisnya ke dalam wadah yang dibawa (apakah termasuk sampah organik atau sampah anorganik).
Dalam proses pengumpulan sampah, para siswa juga ditugasi mewawancarai petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang mereka temui. Para siswa mencoba menggali informasi lebih detail tentang bagaimana pengelolaan sampah di lingkungan Kota Yogyakarta dan bagaimana kesadaran warga sekitar mengenai sampah.
Usai melaksanakan bakti lingkungan, para siswa membawa sampah-sampah yang telah terkumpul ke sekolah. Sampah-sampah jenis organik akan dipakai menjadi bahan praktek pembuatan kompos pada hari selanjutnya. Sementara jenis sampah anorganik akan dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS).
Kamis, (15/9/2022): Praktik Pembuatan Pupuk Kompos
Agena hari keempat ini adalah pembuatan pupuk kompos dari bahan-bahan organik yang telah dikumpulkan para siswa. Berdasarkan gambaran yang telah diperoleh saat sosialisasi pembuatan kompos dari DLH, para siswa mencoba melakukan praktik langsung membuat pupuk kompos.
Panitia proyek telah memfasilitasi setiap kelompok dengan seperangkat komposter, EM4 (cairan khusus yang mengandung bakteri pengurai pembuat kompos), gunting, dan air sebagai bahan utama pembuatan kompos. Sebelum memulai praktik, para siswa diberi pengarahan khusus oleh panitia proyek agar pembuatan kompos dapat berjalan sesuai prosedur yang tepat.
Usai memasukkan semua bahan pembuat kompos ke dalam komposter, para siswa menutup rapat komposter dan menyimpannya di kompleks sekolah. Di akhir kegiatan, para siswa membuat jurnal refleksi dan melakukan FGD bersama rekan kelompok dan fasilitator masing-masing tentang jalannya proses pembuatan kompos pada hari itu.
Jumat, (16/9/2022): Pembuatan Laporan Proyek Pekan Pertama
Kegiatan pada hari kelima proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memfokuskan pada diskusi kelompok dan presentasi laporan kelompok. Setiap kelompok diwajibkan membuat laporan berdasarkan proyek yang telah dijalani selama sepekan. Di akhir acara, dilaksanakan pembagian reward bagi siswa dan kelompok yang paling aktif dan partisipatif selama mengikuti kegiatan proyek.
Senin (19/9/2022): Memahami Sampah Anorganik beserta Dampak-Dampaknya bagi Lingkungan
Memasuki pekan kedua, para siswa beranjak mendalami materi tentang sampah anorganik. Jika para siswa banyak belajar tentang sampah organik pada pekan pertama, pada pekan kedua ini mereka berfokus pada materi tentang sampah-sampah anorganik.
Untuk menunjang perluasan wawasan siswa, narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) diundang untuk memberikan sosialisasi. Sosialisasi tersebut dihelat di ruang kelas 9C-9D.
Dalam pemaparannya, DLH memfokuskan pembahasan pada seluk-beluk sampah anorganik, dampak-dampaknya bagi lingkungan, dan kiat-kiat mengelolanya. Narasumber DLH juga mendemonstrasikan contoh proses daur ulang sampah anorganik menjadi barang lain yang bermanfaat. Proses daur ulang tersebut terbilang efektif untuk mendayagunakan sampah anorganik dan mengurangi volume sampah yang terbuang. Apalagi, sampah anorganik membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk terurai di alam.
Selasa (20/9/2022): Belajar tentang Sampah Anorganik melalui Film “Pulau Plastik”
Untuk membantu mengkonstruksi pemahaman siswa tentang sampah anorganik secara lebih kontekstual, para siswa menonton film berjudul “Pulau Plastik”. Kegiatan tersebut bertempat di meeting room Fave Hotel.
Setiap kelompok menyimak film yang ditayangkan dan membuat ringkasan serta poin-poin penting dari film tersebut, khususnya yang berkaitan dengan limbah anorganik dan dampaknya bagi lingkungan. Seperti yang digambarkan dalam film “Pulau Plastik”, dampak sampah (terutama plastik) sangat berbahaya bagi lingkungan alam. Di Indonesia sendiri, volume sampah plastik yang masif telah mencemari sebagian kawasan laut dan merusak ekosistem di dalamnya.
Usai menyimak film “Pulau Plastik” setiap kelompok proyek diberi tugas membuat poster yang memuat gambaran salah satu poin penting (pesan moral) dari film tersebut. Poster dibuat di selembar kertas plano. Setiap kelompok diberi keleluasaan untuk menggambar dan mewarnai poster sekreatif mungkin sesuai konteks pesan moral yang ingin disampaikan. Pembuatan poster dikerjakan para siswa hingga akhir sesi proyek hari itu.
Rabu (21/9/2022): Pembuatan Produk Daur Ulang dari Sampah Anorganik
Pada hari berikutnya, setiap kelompok dipersilahkan merampungkan tugas poster berdasarkan film “Pulau Plastik”. Setelah dirasa cukup, setiap kelompok dipersilahkan untuk mempresentasikan poster yang telah dibuat. Siswa dari kelompok lain boleh memberikan komentar atau tanggapan terkait poster yang dipresentasikan.
Usai presentasi, kegiatan proyek berlanjut pada pembuatan produk daur ulang dari sampah anorganik. Sebelumnya, setiap kelompok telah diminta membawa sampah-sampah anorganik dari rumah. Sampah-sampah tersebut kemudian dikumpulkan, dan dengan kreativitas masing-masing kelompok, sampah tersebut diolah menjadi produk daur ulang yang bernilai guna.
Setiap kelompok diberi kebebasan dalam membuat produk daur ulang. Kreativitas, daya cipta, dan kerjasama tim akan menentukan kualitas produk daur ulang yang dihasilkan. Dari sini, para siswa bisa mengimplementasikan materi dari DLH yang telah diperoleh pada hari Senin (19/9/2022) lalu tentang pengolahan sampah anorganik. Dalam sesi tersebut, narasumber dari DLH sempat mendemonstrasikan salah satu contoh cara membuat produk daur ulang.
Produk daur ulang yang telah selesai dibuat kemudian dikumpulkan kepada panitia proyek. Setelahnya, para siswa membuat jurnal refleksi kegiatan pada hari itu pada modul masing-masing.
Kamis (22/9/2022): Membuat “Kimono” Kreatif dari Sampah Anorganik
Pada hari keempat pekan kedua ini, para siswa melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dari sampah-sampah plastik. Setelah itu, setiap kelompok mengecek pupuk kompos yang telah dibuat pada pekan pertama. Setiap kelompok menyemprotkan cairan EM4 dan mengaduk-aduk lagi kompos yang telah dibuat guna mempercepat proses penguraian pupuk kompos dalam wadah komposter. Setelah jeda istirahat, setiap kelompok diberi bahan untuk membuat “Kimono” kreatif berbahan plastik dan potongan-potongan kertas koran.
Jumat (23/9/2022): Sosialisasi Mendaur Ulang Minyak Jlantah
Minyak jlantah merupakan salah satu limbah rumah tangga yang jumlahnya cukup masif jika dikumpulkan. Biasanya, minyak jlantah akan dibuang begitu sudah tidak digunakan lagi. Padahal, limbah minyak jlantah bisa diolah menjadi produk lain yang bernilai guna seperti menjadi sabun dan lilin.
Pada proyek kali ini, para siswa belajar tentang bagaimana mendaur ulang limbah minyak jlantah menjadi sabun dan lilin. Dalam sosialisasi tersebut, hadir narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta. Dari sosialisasi tersebut, para siswa diharapkan dapat memperoleh wawasan baru seputar pengolahan minyak jlantah.
Pada penugasan proyek pekan berikutnya, para siswa akan mencoba membuat sabun dan lilin dengan limbah minyak jlantah. Usai sosialisasi, para siswa membuat jurnal refleksi tentang poin-poin materi yang telah diperoleh dari kegiatan pada hari itu.
Senin (26/9/2022): Pengecekan Pupuk Kompos dan Presentasi Laporan Proyek Pekan Kedua
Memasuki pekan ketiga ini, para peserta proyek akan mempelajari pengolahan minyak jlantah. Namun sebelum itu, khusus hari Senin dan Selasa besok, para siswa kelas 7 mengikuti tes AGCU terlebih dahulu hingga pukul 09.00.
Setelah mengikuti tes AGCU, para siswa bersama fasilitator mengecek pupuk kompos yang tersimpan dalam komposter. Masing-masing kelompok melakukan pengadukan dan penyemprotan cairan EM4 untuk mengoptimalkan proses penguraian pupuk kompos.
Selepas sholat Dzuhur, para peserta proyek berkumpul di ruang kelas 9C-9D untuk melaksanakan FGD. Setelah itu, setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan laporan tentang kegiatan proyek pada pekan sebelumnya. Selain itu, para peserta juga diminta melakukan refleksi atas kegiatan proyek yang telah diikutinya sejauh ini.
Selasa (27/9/2022): Pengecatan Tong Sampah
Idealnya, sampah-sampah yang kita buang dipilah terlebih dahulu sesuai jenisnya—apakah termasuk sampah organik, anorganik, atau residu (B3). Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses daur ulang dan pengolahan sampah pada tahap berikutnya.
Pada kegiatan proyek kali ini, para peserta mengecat tong sampah di sekolah sesuai kategori sampahnya. Warna hijau untuk tong sampah organik, warna kuning untuk sampah anorganik, dan warna merah untuk sampah B3. Tong-tong sampah yang telah selesai dicat dijemur hingga kering. Setelah itu, tong-tong sampah ditempatkan di depan ruang-ruang kelas.
Penugasan pengecatan tong sampah sesuai jenis sampah ini sekaligus menjadi kampanye kecil tentang pentingnya memilah sampah. Meski terlihat sederhana, pemilahan sampah dapat berdampak positif bagi lingkungan. Manfaat pemilahan sampah antara lain: mengurangi polusi udara, mempermudah proses penguraian, mempermudah daur ulang, dan mencegah penumpukan sampah.
Rabu (28/9/2022): Praktek Pembuatan Lilin dan Sabun dari Minyak Jlantah
Seperti yang pernah dicontohkan oleh narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebelumnya, para peserta proyek mencoba membuat sendiri lilin berbahan minyak jlantah. Untuk itu, para peserta proyek bekerjasama dengan kelompoknya untuk menyediakan bahan-bahan baku yang diperlukan. Sejak hari Senin lalu, para peserta sudah ada yang mencicil membawa minyak jlantah ke sekolah.
Dalam kegiatan pembuatan lilin ini, sekolah memfasilitasi sebagian alat yang diperlukan, antara lain kompor gas, bubuk soda api, gelas ukur, dan cairan pewangi (essence). Untuk peralatan lain seperti pewarna, gunting, cutter, panci, gelas wadah lilin, dan adukan kayu disediakan sendiri oleh setiap kelompok.
Proses pembuatan lilin berbahan minyak jlantah membutuhkan ketelatenan dan ketepatan takaran. Jika takaran bahan yang dimasukkan kurang pas, produk lilin tidak akan maksimal.
Proses pembuatan lilin sendiri dimulai dari peracikan bahan baku, yakni minyak jlantah yang telah direndam dengan arang semalam. Minyak tersebut kemudian diukur volumenya sesuai kebutuhan, lalu dipanaskan sampai mendidih sambil ditambahkan pewarna, pewangi, dan soda api sesuai takaran.
Cairan lilin tersebut kemudian dituang ke dalam wadah yang telah dilengkapi dengan sumbu dan dibiarkan hinga mengeras. Lilin-lilin yang telah jadi, kemudian dikumpulkan kepada panitia proyek. Selepas Dzuhur dan istirahat, para peserta beralih membuat sabun dari olahan minyak jlantah.
Kamis (29/9/2022): Pembuatan Laporan Proyek dan Post-Test
Memasuki hari terakhir pelaksanaan proyek Penguatan profil Pelajar Pancasila edisi pertama ini, para peserta proyek membuat laporan kegiatan proyek. Dengan bermodalkan modul-modul yang telah dikerjakan sebelumnya, setiap kelompok berdiskusi menyusun laporan kelompok.
Laporan proyek disusun secara manual (tulis tangan). Laporan juga harus memuat struktur laporan baku, seperti terdapat halamn judul, daftar isi, latar belakang dan tujuan proyek, deskripsi kegiatan proyek, simpulan, saran, serta evaluasi.
Setelah menyusun laporan, para peserta proyek mengerjakan post-test melalui Google Form dengan smartphone masing-masing. Tujuan dari post-test ini adalah untuk mengukur sejauh mana perkembangan siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan proyek. Perubahan hasil pre-test dan post-test yang diperoleh peserta proyek akan menunjukkan sejauh mana perkembangan dan pemahaman mereka terhadap materi proyek.