Sebagai bagian dari persiapan implementasi Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 mendatang, SMP IT Masjid Syuhada menggelar pelatihan internal atau In House Training (IHT). IHT ini dilaksanakan selama 5 hari, Senin-Jumat (27 Juni -1 Juli 2022) bertempat di ruang kelas 9A-B.
IHT ini diikuti segenap ustadz/ustadzah SMP IT Masjid Syuhada. Pelaksanaan IHT secara berturut-turut ini memang perlu dilakukan mengingat cakupan topik yang cukup luas. Apalagi, belum semua sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka sehingga dibutuhkan berbagai penyesuaian dan penyamaan persepsi terkait kurikulum tersebut.
IHT Hari Pertama (Senin, 27 Juni 2022)—Kurikulum Merdeka
Pada hari pertama, topik bahasan IHT berfokus pada implementasi Kurikulum Merdeka di lingkup sekolah. Untuk menunjang efektivitas dan kontekstualitas pembahasan, dihadirkan Bapak Agus Suroyo, S.Pd.I., M.Pd.I ., Kepala SMP Muhammadiyah Al-Mujahiddin Gunung Kidul, sebagai narasumber utama.
SMP Muhammadiyah Al-Mujahiddin Gunung Kidul sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sejak tahun ajaran 2020/2021 lalu. Karena itu, kehadiran Bapak Agus Suroyo dalam IHT ini dapat memberikan contoh konkrit bagaimana mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam program-program sekolah.
Selain itu, beliau juga membahas perangkat-perangkat ajar yang perlu dipersiapkan guru. Perangkat-perangkat ajar seperti analisis Capaian Pembelajaran, analisis Tujuan Pembelajaran, dan penyusunan Rencana Pembelajaran. Beliau juga menyampaikan topik khusus tentang Pembelajaran Berdeferensiasi—salah satu terobosan baru dalam Kurikulum Merdeka untuk mengakomodasi perbedaan gaya belajar dan kompetensi awal siswa. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa secara komprehensif.
IHT Hari Kedua (Selasa, 28 Juni 2022)—Capaian Pembelajaran (CP) dan Pembuatan Analisis Capaian Pembelajaran
Pada hari kedua, topik bahasan IHT dialihkan pada komponen utama perangkat pembelajaran yakni analisis Capaian Pembelajaran (CP). CP merupakan standar minimum kompetensi yang harus dicapai peserta didik. CP telah didesain sedemikian rupa dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
Fungsi CP bisa dikatakan serupa dengan KI-KD pada Kurikulum 2013. Karena rumusan CP masih berupa gambaran umum yang cakupannya sangat luas, perlu dilakukan analisis CP terlebih dahulu. Analisis CP ini nantinya akan dipakai untuk merumuskan tujuan pembelajaran (TP) dan analisis tujuan pembelajaran (ATP).
Pada IHT hari kedua ini, setiap ustadz/ustadzah berdiskusi secara berkelompok sesuai dengan rumpun ilmu (rumpun bahasa, humaniora, eksakta, dan agama). Masing-masing kelompok mencoba menyusun analisis CP sesuai mata pelajaran yang diampu.
Setelah berdiskusi, perwakilan masing-masing rumpun ilmu mempresentasikan hasil kerjanya. Hasil analisis CP yang telah dipresentasikan akan dibahas bersama dalam sesi responsi/tanya-jawab.
IHT Hari Ketiga (Rabu, 29 Juni 2022)—Pendalaman Analisis CP, TP, dan ATP
Pada hari ketiga, topik bahasan IHT dilanjutkan pada pendalaman analisis CP, TP, dan ATP. Endang Triningsih, M. Pd., selaku Pengawas Pembina Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta diundang sebagai narasumber utama dalam agenda ini.
Pada sesi ini, analisis CP yang telah dibuat pada hari sebelumnya dibedah bersama Endang Triningsih, M. Pd. Beliau memberikan komentar konstruktif untuk perbaikan dan peningkatan analisis CP yang telah dibuat. Secara strategis, proses perancangan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui tahapan berikut:
- Mengananilisis Capaian Pembelajaran (CP)
- Menyusun tujuan pembelajaran (TP)
- Menyusun alur tujuan pembelajaran (ATP)
- Merancang pembelajaran
Pemerintah menetapkan CP sebagai kompetensi yang ditargetkan—tapi CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. CP perlu diurai lebih lanjut agar lebih operasional. Tujuan pembelajaran adalah penjabaran kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Dalam tujuan pembelajaran, harus ada dua komponen, yakni Kompetensi dan Konten (ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran).
Beliau menekankan bahwa dalam konteks CP, untuk mencapai tujuan pembelajaran, dilakukan dengan cara mengurangi cakupan materi dan perubahan tata cara penyusunan capaian yang menekankan pada fleksibilitas dalam pembelajaran.
Konsekuensinya, karena berfokus pada kompetensi, maka harus ada pengurangan materi pelajaran atau pokok bahasan. Tujuannya adalah agar guru bisa mengembangkan proses pembelajaran yang melekat, bernilai, dan bermakna bagi peserta didik.
IHT Hari Keempat (Kamis, 30 Juni 2022)—Kiat-Kiat Menyusun Modul Ajar
Pada hari keempat, topik bahasan IHT beralih pada kiat-kiat menyusun modul ajar. Endang Triningsih, M. Pd., selaku Pengawas Pembina Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta kembali menjadi narasumber utama dalam IHT ini.
Sebelum masuk ke pembahasan modul, beliau mengingatkan kembali topik tentang suasana belajar yang diharapkan dari Kurikulum Merdeka. Sedikitnya, terdapat enam aspek yang diharapkan terwujud dalam proses pembelajaran, yakni:
- Interaktif
- Inspiratif
- Menyenangkan
- Menantang
- Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif
- Memberikan ruang yang cukup bagi orakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis anak
Selain itu, beliau juga mengingatkan perlunya dilakukan asesmen diagnostik di awal pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Hal itu juga penting untuk menentukan rencana pembelajaran seperti apa yang cocok diterapkan sesuai kebutuhan peserta didik.
Modul ajar hanyalah salah satu alat agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efisien, efektif, dan sejalan dengan analisis CP, TP, ATP, dan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
Ketika membuat modul ajar, guru juga harus memperhatikan adanya komponen Pemahaman Bermakna dan Pertanyaan Pemantik. Pemahaman Bermana adalah informasi tentang manfaat yang akan peserta didik peroleh ketika mengikuti proses pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat peserta didik terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara Pertanyaan Pemantik dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik. Pertanyaan pemantik memandu siswa untuk memperoleh pemahaman yang bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Komponen-komponen tersebut bisa dikembangkan oleh guru untuk menunjang efektivitas modul. Selain itu, pertanyaan pemantik dan pemahaman bermakna dapat digunakan untuk mengemas modul menjadi lebih komunikatif, lebih menarik, dan tidak monoton/menjemukan.
IHT Hari Kelima (Jumat, 1 Juli 2022)—Penyusunan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pada hari terakhir IHT, topik bahasan difokuskan pada diskusi kelompok tentang penyusunan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dalam Kurikulum Merdeka, dimensi Profil Pelajar Pancasila memegang peranan penting yang serupa dengan komponen karakter dalam kurikulum sebelumnya.
Bedanya, Profil Pelajar Pancasila wajib dikembangkan dan diimplementasikan secara konkrit melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran serta Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka harus memiliki Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pada sesi IHT hari kelima ini, setiap guru dibagi dalam 3 kelompok Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sesuai dengan tema yang telah disepakati. Ada tiga tema yang akan menjadi tema Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMP IT Masjid Syuhada, yakni:
- Kewirausahaan
- Gaya Hidup Berkelanjutan
- Kearifan Lokal
Setiap kelompok diberikan waktu berdiskusi merancang Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sesuai tema yang akan digarap. Setiap kelompok harus merumuskan gambaran awal proyek yang meliputi rumusan topik, elemen karakter dan kompetensi yang ingin dicapai dan dikembangkan, aspek perencanaan, aspek pelaksanaan, serta tindak lanjut proyek.
Setelah berdiskusi, perwakilan kelompok mempresentasikan rancangan proyeknya. Kelompok lain disilahkan untuk bertanya atau memberikan responsi terkait rancangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang telah disampaikan setiap kelompok.
Kegiatan IHT kali ini merupakan bentuk keseriusan SMP IT Masjid Syuhada selaku Sekolah Penggerak dalam mempersiapkan implementasi Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 mendatang. Diharapkan, kegiatan IHT ini dapat memberikan gambaran yang lebih konkrit tentang implementasi Kurikuum Merdeka bagi segenap warga sekolah serta poin-poin apa saja yang perlu dipersiapkan sekolah demi menunjang optimalisasi penerapan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran mendatang.[]