Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu integral dari Kurikulum Merdeka yang berfungsi mengakomodasi perbedaan karakteristik peserta didik guna mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Sedikitnya, terdapat tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi, yakni pembelajaran berdiferensiasi berbasis proses, konten, dan produk. Guru dapat memilih strategi pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan siswa dan kompleksitas materi yang diajarkannya.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi tersebut menjadi salah satu topik utama saat SMPIT Masjid Syuhada mendapat kunjungan studi banding dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Rabu, (21/12/2022) lalu. Rombongan yang hadir terdiri dari Kepala Disdikpora Kabupaten Samosir, perwakilan Kepala Sekolah, guru SMA, SMP dan SD Kabupaten Samosir. Acara tersebut juga dihadiri pula oleh Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Masjid Syuhada, Dr. Ir. Hary Sulistyo.
Sebagai salah satu Sekolah Penggerak di Kota Yogyakarta, SMPIT Masjid Syuhada telah menerapkan Kurikulum Merdeka untuk tahun ajaran 2022/2023 ini. Implementasi Kurikulum Merdeka beserta komponen-komponennya menjadi objek studi banding Disdikpora Kabupaten Samosir tersebut. Selain pembelajaran berdiferensiasi, studi banding tersebut juga menyorot bagaimana pelaksanaan asesmen diagnostik beserta implikasinya dalam pembelajaran.
Studi banding lebih banyak diisi dengan kegiatan diskusi, sharing dan tanya-jawab seputar implementasi Kurikulum Merdeka berserta kendala, tantangan, kelengkapan administratif, dan perangkat-perangkat pendukung yang perlu disiapkan. Formulasi strategi yang tepat memang dibutuhkan agar penerapan Kurikulum Merdeka lebih optimal—tentunya dengan menyesuaikan kondisi satuan pendidikan, karakteristik lingkungan dan peserta didik, serta ketersediaan sarana prasarana penunjangnya. Acara tersebut ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dari Disdikpora Kabupaten Samosir dan sesi foto bersama.[]