Semestinya, seorang manusia harus menjaga keterhubungan ruhaninya dengan Sang Khalik—salah satunya melalui aktivitas doa. Betapapun banyak dan rumitnya urusan-urusan dunia, seorang hamba hendaknya tidak pernah letih berdoa dan tidak boleh berputus asa. Dengan berdoa, kita juga sedang membangun kedekatan dengan Allah. Berapa banyak manusia yang karena saking sibuknya dengan urusan dunia, sampai-sampai lupa pada hakikat bahwa dunia bukanlah tempat tinggal melainan tempat meninggal. Sehingga ketika dipanggil Allah, mereka berada dalam keadaan tidak siap. Na’udzubillaah.
Uraian tersebut merupakan salah satu poin yang dibahas dalam agenda Kajian Penguat Iman (KAPAN) SMP IT Masjid Syuhada yang kali ini dibawakan oleh Ustadz Kurnia Pramujiharso. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Rabu (11/8) lalu secara daring melalui Zoom Meeting dan streaming Youtube melalu kanal resmi SMP IT Masjid Syuhada dan diikuti segenap guru karyawan serta peserta didik SMP IT Masjid Syuhada.
Ustadz Kurnia juga menambahkan tentang tiga jenis qalbu manusia, yakni qalbun salim, qalbun maridh, dan qalbun mayyit. Qalbun salim adalah hati yang bersih dan selamat. Orang dengan qalbun salim akan senantiasa diliputi ketenangan dan ketenteraman dalam hidupnya. Sementara qalbun maridh adalah hati yang sakit. Tanda-tanda seseorang memiliki hati yang sakit adalah seringnya dihinggapi perasaan cemas, was-was, khawatir—bahkan perasaan-perasaan itu tidak hilang meski kondisi hidupnya makmur atau bergelimang harta. Sementara qalbun mayyit adalah hati yang mati. Orang dengan hati yang mati tidak akan mempan dinasehati dan sulit sekali menerima hidayah serta perilakunya sehari-hari hanya menuruti hawa nafsunya.
Dalam konteks dunia pembelajaran, Ustadz Kurnia juga berpesan agar seorang pelajar hendaknya selalu memperbanyak doa dan memohon pertolongan pada Allah agar dipermudah dan dilancarkan proses belajarnya. Karena belajar merupakan tanggung jawab setiap pelajar, maka alangkah bijaknya jika setiap tugas dan materi pelajaran dihadapi dengan memperbanyak doa dan upaya. Bukan malah dihadapi dengan memperbanyak keluh kesah.
Dalam menyampaikan materinya, Ustadz Kurnia seringkali mengambil contoh-contoh konkrit yang dekat dengan kehidupan para siswa dan remaja. Gaya bertutur Ustadz Kurnia juga sangat luwes dan tidak kaku karena sering menyelipkan humor. Karenanya, kajian yang beliau bawakan relatif mudah diikuti para siswa yang notabene masih berada di usia remaja.
Kajian Penguat Iman (KAPAN) kali ini dilaksanakan dalam rangka memperingati tahun baru 1443 Hijriyah. KAPAN merupakan agenda kajian rutin SMP IT Masjid Syuhada yang pelaksanaannya insidental dalam peringatan hari-hari besar keagamaan tertentu. Karena situasi darurat pandemi virus Corona, maka kajian KAPAN ini dilangsungkan secara daring via Zoom Meeting. Adapun para audience yang ingin menyimak kajian tersebut namun terkendala dalam Zoom, kajian masih bisa disimak melalui streaming Youtube melalui link berikut: