Hari Lahirnya Pancasila dan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah

  • Wednesday, 1 June 2022
  • 1,244 views
Hari Lahirnya Pancasila dan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah

Hari lahirnya Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni merupakan sebuah upaya untuk mengabadikan sebuah momen bersejarah bangsa Indonesia. Secara historis, latar belakang perumusan Pancasila sebagai ideologi negara tidak lepas dari adanya Sidang BPUPKI yang pertama yang dilaksanakan tanggal 29 Mei-1 Juni 1945.

Sidang tersebut bertujuan untuk merumuskan dasar-dasar negara. Pada saat itu, ada tiga tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara, yakni Ir. Soekarno, Mohammad Yamin, dan Dr. Soepomo.

Moh.Yamin mengusulkan lima asas, yakni asas Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Sementara Dr. Soepomo mengusulkan asas Persatuan, Mufakat dan Demokrasi, Keadilan Sosial, Kekeluargaan, serta Musyawarah. Ir. Soekarno juga turut mengusulkan rumusan dasar negara, yakni Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dalam Sidang BPUPKI pertama inilah, istilah ‘Pancasila’ disampaikan oleh Ir. Soekarno. Karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila.

Meski begitu, bunyi rumusan Pancasila seperti yang kita kenal sekarang merupakan hasil musyawarah Panitia Sembilan—sebuah tim kecil yang bertugas menyusun rumusan dasar negara—pada tanggal 22 Juni 1945. Rumusan Pancasila itu termaktub dalam sebuah dokumen penting bernama ‘Piagam Jakarta’.

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan pedoman utama bagi segenap bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Butir-butir sila dalam Pancasila telah didesain sedemikian rupa agar sejalan dengan akar filosofi, budaya, religi, dan humanisme bangsa Indonesia. Karena itu, kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia hendaknya berusaha untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan di sekolah, implementasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan budaya sekolah. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, misalnya, dapat diimpelementasikan melalui aktivitas berdoa, dzikir, sholat, tadarus Al-Qur’an, dan kegiatan-kegiatan kajian keagamaan.

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat kita implementasikan melalui kegiatan belajar di kelas, budaya santun dalam berinteraksi dengan Bapak/Ibu Ustadz/ustadzah maupun dengan sesama siswa, menggalang donasi, menjenguk teman yang sakit, dan sejenisnya.

Sila Persatuan Indonesia dapat diimplementasikan dalam rangka menjaga soliditas ukhuwah segenap warga sekolah, membina kerukunan, membudayakan sikap saling memaafkan, mengutamakan jalan damai untuk menyelesaikan masalah, serta mencegah terjadinya permusuhan antarteman.

Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan dapat diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan organisasi, musyawarah/rapat-rapat internal, diskusi kelompok saat pembelajaran, pemilihan Ketua OSIS,

Sementara Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat diimplementasikan melalui sikap dan tindakan yang berpegang pada prinsip keadilan. Misalnya, ustadz/ustadzah bersikap adil dalam memberi nilai dan memperlakukan para siswanya, pembagian tugas kelompok harus merata—tidak memberatkan sebagian anggota kelompok saja, serta memfasilitasi layanan pendidikan bagi siswa dengan pembagian hak-hak yang setara.

Ada banyak contoh lain tentang implementasi nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan, khususnya dalam penyelenggaraan sekolah sebagai ujung tombak pendidikan formal di masyarakat. Kiranya, dengan peringatan Hari Lahirnya Pancasila ini, kita semakin termotivasi untuk lebih menghargai sejarah luhur bangsa ini, serta berupaya untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian kita. Semua itu bisa dicapai, salah satunya melalui pembelajaran nilai-nilai Pancasila di lingkup pendidikan.[]