Kamis, 16 Januari 2020 lalu, SMP IT Masjid Syuhada mengadakan workshop bertajuk Integrated Millenial Hypnotherapy. Acara tersebut diikuti segenap peserta didik kelas IX di ruang Aula Masjid Syuhada.
Sebagai pembicara utama, hadir Bapak Ghatut Satrio Wahyu, S.T., MCH., CHt., M. NLP., seorang pakar profesional dalam bidang hipnoterapi. Selain Bapak Ghatut Satrio Wahyu, hadir pula Admira Eka Ruzelani, S. Psi., CTR., CTZ., Noviar Rahmad Rizki, S. Psi., M. Psi., dan Jihad Wafda Qohhar S. Psi., M. Psi. Ketiganya adalah seorang psikolog.
Dalam kegiatan tersebut, pembicara perlu meluruskan perspektif peserta didik terlebih dahulu tentang aktivitas “hipnotis”—yang notabene akrab kita simak dalam salah satu tayangan reality show di televisi dan dipakai para pelaku kejahatan untuk tujuan kriminal. Tentu saja pengertian hipnotis tidak sesempit dan se-negatif itu karena faktanya hipnotis dapat dipakai untuk terapi penyembuhan, menghilangkan kecanduan, dan menanggulangi depresi.
Dalam konteks pembelajaran, hipnoterapi dapat dipakai untuk memprogram alam bawah sadar agar peserta didik lebih semangat dalam belajar, termotivasi untuk berprestasi, dan membantu mengatasi berbagai gangguan fokus yang kerap dialami peserta didik selama belajar. Hal tersebut diterapkan langsung pada saat workshop di mana Bapak Ghatut Satrio Wahyu mempraktekkan langsung hipnoterapi pada audience. Selepas workshop, para peserta didik kembali ke kelas untuk mengikuti rangkaian kegiatan AMT (Achieved Motivation Training) bersama wali kelas masing-masing.
Acara workshop hipnoterapi ini adalah adalah rangkaian program motivasi untuk mendukung program SUKSES UN 2020. Harapannya, melalui kegiatan ini motivasi belajar peserta didik dapat terkatrol dan sanggup mempersiapkan Ujian Nasional dengan prestasi belajar yang lebih tinggi. Tentu saja, kegiatan hipnoterapi bukanlah “sulap” yang dapat langsung mengubah peserta didik menjadi pintar dan berprestasi. Hipnoterapi hanya semacam suplemen atau sarana penunjang belajar saja. Untuk bisa berprestasi, ketekunan belajar, doa, kerja keras, dan motivasi internal dari dalam diri peserta didik sendiri adalah faktor-faktor yang jauh lebih menentukan kesuksesan peserta didik kelak.
