Menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, Tim Literasi SMP IT Masjid Syuhada mengadakan acara Bincang Literasi yang dibersamai oleh Kak Zia Ulhaq (ComicPreneur dan Penulis series Liqomic) dan Kak Asa G. Lizadi (Penulis Cerpen Literatif). Acara Bincang Literasi ini disiarkan secara live lewat akun Instagram SMP IT Masjid Syuhada, Sabtu (15/8) lalu. Acara tersebut merupakan rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia dan mengusung tajuk “Merdeka Berkarya”.
Dalam bincang literasi ini, Kak Zia dan Kak Asa membagikan banyak sekali informasi bagi para peserta didik seputar seluk beluk dunia literasi, apa saja manfaat literasi, bagaimana sikap positif kita agar lebih melek literasi, dan bagaimana kiat-kiat meningkatkan kemampuan diri agar menjadi pribadi yang lebih litered.
Menurut Kak Zia, aktivtas literasi ini dapat dilakukan oleh siapa saja selama bisa membaca dan menulis. Baik membaca maupun menulis, keduanya merupakan sebuah kesatuan, karena ketika seseorang membaca, orang itu juga sedang menulis (otaknya merekam informasi dari bacaan yang sedang dibaca). Demikian pula sebaliknya. Ketika seseorang menulis, secara otomatis otak akan mengeluarkan kembali informasi-informasi yang pernah diperoleh dari aktivitas membaca sebelumnya.
Kak Zia berpesan agar dalam melakukan aktivitas menulis, sebisa mungkin kita harus menghindari copy paste. Kebiasaan copy paste memang bisa membuat kita cepat menghasilkan suatu tulisan secara instan. Tapi kebiasaan menjiplak karya orang lain semacam itu akan menggerus kreativitas kita serta mengkerdilkan kemampuan menulis sehingga kita tidak akan cepat berkembang.
Sementara itu, Kak Asa menambahkan bahwa untuk bisa menulis dengan baik, kita harus banyak membaca. Hal ini mutlak adanya. Jika kita ingin menulis cerpen atau puisi, maka kita harus banyak membaca cerpen dan puisi atau tulisan sejenisnya. Tapi, secara umum, agar mempunyai kemampuan menulis (jenis tulisan apapun), maka kita wajib banyak membaca berbagai jenis bacaan. Hal ini penting agar tulisan kita lebih ada “rasanya”, lebih bermakna, menarik, dan memiliki manfaat serta tujuan yang jelas.
Tentang fenomena media sosial yang menjadi tren di kalangan generasi millenial, Kak Zia dan Kak Asa berpesan agar kita menjadikan media sosial sebagai wadah aktualisasi karya kita. kita bisa memperkaya wawasan kita tentang literasi melalui media sosial. Tentu saja untuk bisa mengembangkan kemampuan literasi, kita perlu terlebih dahulu memperbanyak aktivitas membaca.
Bagaimana jika kita malas membaca? Jika itu masalahnya, maka ita harus mencari alasan yang kuat untuk membaca! Karena pada dasarnya, jika kita tidak bisa menemukan alasan yang kuat terhadap sesuatu yang kita kerjakan, maka kita akan cenderung malas melanjutkan aktivitas itu.
Alasan kuat untuk membaca dapat kita peroleh dengan mulai memilih bahan bacaan yang kita sukai. Awali dari buku-buku atau cerita-cerita pendek tentang topik yang kita sukai. Lakukan aktivitas membaca secara kontinyu hingga kita nyaman dengan aktivitas membaca. Jika kita sudah bisa menikmati aktivitas membaca, maka dengan sendirinya kemampuan literasi kita akan meningkat. Kita jadi lebih mudah memahami berbagai jenis bacaan, gampang nyambung ketika mengobrol dengan teman-teman tentang banyak topik, dan secara tidak langsung, membantu kita dalam memahami materi pelajaran di sekolah.
Melalui acara Bincang Literasi ini peserta didik SMP IT Masjid Syuhada diarahkan bagaimana memaknai kemerdekaan Indonesia bukan hanya sebatas seremonial, tetapi mulai andil dalam menanam Karya Kolaboratif untuk bangsa ke depan. Karena itu, untuk bisa berkarya dengan baik, mau tak mau kita semua harus meningkatkan kemampuan diri dan memeprluas wawasan dengan aktif melakukan kegiatan literasi, baik dengan membaca maupun menulis. Salam literasi![]