Perkemahan Penggalang SMP IT Masjid Syuhada Tahun 2017

  • Monday, 8 May 2017
  • 512 views
Perkemahan Penggalang SMP IT Masjid Syuhada Tahun 2017

IMG_20170506_132339

Dalam rangka mengevaluasi dan mensukseskan program kerja ekstrakulikuler wajib Pramuka, pada hari Jumat-Minggu kemarin (5-7 Mei 2017), SMP IT Masjid Syuhada mengadakan Perkemahan Penggalang di Karang Asri Adventure Service. Lokasi perkemahan masih tergabung dalam kompleks Desa Wisata Karanggeneng, tepatnya di daerah Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman.

Perkemahan penggalang ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VII dan perwakilan kelas VIII yang tergabung dalam OSIS. Tak ketinggalan, para Bapak/Ibu guru dan staf tata usaha serta segenap pelatih Pramuka SMP IT Masjid Syuhada juga turut hadir dalam kegiatan yang berlangsung tiga hari dua malam itu.

Jumat, 5 Mei 2017

Acara hari pertama diisi dengan kegiatan pendirian tenda dan upacara pembukaan. Dalam sambutannya, Kak Meilani Noor K selaku Dewan Pembina Pramuka SMP IT Masjid Syuhada menyampaikan harapannya agar acara perkemahan dapat berjalan lancar. Para peserta diharapkan dapat mengikuti seluruh rangkaian acara dengan tertib dan gembira.

photo_2017-05-10_23-44-15 Para peserta perkemahan sedang mendirikan tenda regu masing-masing

Menjelang sore, kegiatan perkemahan sempat terkendala hujan. Beruntung, hujan turun tidak terlalu lama sehingga kegiatan berikutnya dapat berjalan lancar. Kegiatan perkemahan setelahnya diisi dengan aktivitas dalam regu. Dalam sesi ini, para peserta diminta untuk menyelesaikan berbagai tugas beregu yang berkaitan dengan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar kepramukaan.

Sabtu, 6 Mei 2017

Pada hari Sabtu, kegiatan perkemahan difokuskan pada kegiatan lapangan (outdoor). Kegiatan pertama yang harus dilakukan para peserta adalah lomba membuat siomay. Dalam kegiatan ini, setiap regu diminta membuat kreasi siomay dari bahan-bahan yang telah disediakan. Bagi peserta putri, kegiatan memasak siomay ini terbilang mudah. Berbeda dengan para peserta putra yang sebagian di antaranya tampak kewalahan karena belum terbiasa memasak. Meski begitu, hasil akhir siomay-siomay buatan para peserta terbilang unik dan kreatif. Begitu juga dengan cita rasa dan cara penyajiannya yang cukup beragam.

IMG_20170506_144440

Usai masak-memasak dan sholat Dzuhur, kegiatan perkemahan dilanjutkan dengan jelajah alam. Dalam kegiatan ini, para peserta didampingi kakak-kakak pembina berjalan menyusuri areal persawahan dan sungai di sekitar lokasi perkemahan. Para peserta terlihat menikmati jelajah alam ini. Beberapa siswa terbawa suasana gembira dan tak ragu bermain air dengan teman-temannya.

IMG_20170506_152718

Kegiatan sore itu ditutup dengan outbond. Beragam fasiltias outbond tersedia di lokasi perkemahan. Di sela-sela outbond, para peserta juga tampak antusias mengikuti kegiatan “berburu” ikan. Sejumlah ikan dimasukkan ke dalam kolam yang ada di lokasi perkemahan. Setelah itu, para peserta dipersilahkan menangkap ikan-ikan itu. Para peserta semakin bersemangat karena setiap ikan yang berhasil ditangkap menjadi hak peserta. Usai berpeluh-peluh menangkap ikan, para peserta memasak ikan-ikan tersebut untuk hidangan makan malam bersama regunya masing-masing.

IMG_20170506_153511.jpg

Malamnya, kegiatan perkemahan dilanjutkan dengan menyalakan api unggun. Dalam kegiatan ini, para peserta turut ambil bagian dalam pentas seni. Bermacam-macam pentas seni dibawakan oleh para peserta. Ada yang membacakan puisi, bermain sulap, sampai melakukan pertunjukan melawak tunggal. Kegiatan malam itu sendiri berjalan lancar dan tidak terkendala cuaca seperti pada hari pertama.

Minggu, 7 Mei 2017

Minggu (7/5), hari terakhir perkemahan diisi dengan permainan tradisional. Dalam kegiatan ini, disediakan berbagai wahana permainan tradisional seperti gobag sodor, lempar sandal, benthik, dan sejenisnya. Meski tampak sederhana, acara ini mengusung pesan untuk melestarikan permainan tradisional. Apalagi, di tengah arus budaya global seperti saat ini di mana eksistensi permainan tradisional semakin tergerus. Selain itu, pesan lain yang ingin disampaikan adalah pemahaman bahwa “bermain itu tidak harus mahal”. Dengan permainan tradisional, sesuatu yang menyenangkan bisa kita ciptakan melalui alat dan bahan yang sederhana di sekitar kita.

Seusai permainan tradisional, acara dilanjutkan dengan bersih-bersih tenda dan upacara penutupan. Selepas Dzuhur, kegiatan perkemahan penggalang berakhir. Para peserta pun berkemas dan bergegas kembali menuju sekolah dengan segudang kesan dan kisah yang menanti untuk diceritakan.