ilustrasi aktivitas menulis
Alkisah ada seorang siswa SMP bernama Tasya yang sangat mahir dalam menari. Kemahirannya itu telah mengantarkan Tasya menjadi penari unggulan di sekolahnya yang rutin memenangi berbagai lomba menari. Setiap kali menari, Tasya selalu mengenakan sehelai sampur warisan eyangnya. Sampur tersebut sangat indah, bermotif cantik, dan sangat berharga bagi Tasya karena diwariskan oleh eyangnya. Namun ternyata, prestasi Tasya telah mengundang rasa iri dari temannya sesama peserta ekskul tari. Rasa iri itu mendorong salah satu teman Tasya—sesama peserta ekskul tari—untuk mencuri sampur Tasya.
Demikian cuplikan konflik dari cerpen “Sampur” karangan Adani Zata (9C) yang memenangi Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) untuk kategori lomba Cipta Cerpen antar Pelajar Kota Yogyakarta 2018. Nilai-nilai persahabatan, bakti seorang anak pada keluarga, dan semangat untuk berprestasi merupakan beberapa pesan moral penting yang bisa dipetik dari cerpen Sampur ini. Di tengah geliat modernisasi dan ‘candu’ gadget yang mewarnai kehidupan remaja saat ini, cerpen Sampur seakan menjadi pendobrak kemapanan yang menawarkan nilai-nilai kesederhanaan berlatar budaya bangsa. Secara khusus, prestasi Adani Zata ini tidak lepas dari hobinya membaca. Berkat hobinya tersebut, Adani Zata berhasil meraih prestasi membanggakan dalam Lomba Cipta Cerpen antar Pelajar Tingkat Kota Yogyakarta tahun 2018.
SMP IT Masjid Syuhada pun secara rutin mengadakan kegiatan literasi setiap hari Jumat pagi. Dalam kegiatan literasi ini, sebelum memulai pembelajaran, para siswa diwajibkan membaca salah satu buku pilihannya, kemudian diminta menuliskan sebagian isi dari buku tersebut. Kegiatan ini ditujukan untuk memotivasi siswa agar lebih gemar membaca serta membuka wawasan siswa pada berbagai jenis buku, baik fiksi maupun non-fiksi. Harapannya, kegiatan literasi dapat mendorong prestasi menulis siswa SMP IT Masjid Syuhada di masa mendatang.
